Sunday, 18 July 2010

Puisi Satu

1


aku selalu menikmati remangremang

seperti hatiku yang selalu dinaungi


langit malam

entah selimut entah pakaian

hatiku selalu tak melihat terang


2


mungkin cintaku tak akan tersampaikan padanya

seperti dyah pitaloka kepada gajah mada

sayangnya ramadaku tak tahu aku melihatnya

caranya bersolek, dan dia punya wibawa sebagai seorang pria

aku harus mengakui bahwa dia gagah sebagai seorang seniman

dan dia punya karisma sebagai seorang bapak

dalam cerita in, bukan ramada dan pitaloka saling mencintai.

tapi aku hanya memujanya sendiri

semoga dia adalah awal dari perjalananku yang tak pernah berlabuh


3


Semakin tak ingin punya pendamping hidup

ketika kulihat lagi serpihan kaca dari piring yang pecah

kesabaran istri atas kesombongan lelaki yang jadi suami

semakin tak ingin punya rasa kasih

ketika yang kulihat pandangan kasihan dari perempuan yang mengira dirinya tahan cobaan

semakin tak akan melepas masa lajang

sepanjang hari yang kulihat hanya senyum pahit dan rasa sombong lelaki

semakin benci pada bapak!

semakin najis menghormati bapak!

semakin ingin menghancurkan matanya!

dia biang dari segala kebencian padakesalahan bunda


4


maaf karena aku pernah berjanji padamu

tentang sesuatu yang tak aku tepati

dan maaf karena memintamu jadi pengantinku

sementara jariku mencoba perhiasan

aku masih menunggu lelaki lain yang datang tanpa undangan

hanya aku yang menatap penuh harap

seperti sebatang mawar hitam dalam bibir jurang

aku tak pernah goyah lagi

menunggu cakaran elang yang sedang beristirahat

dan meronta dari cakarnya yang tajam

aku ingin menikahimu, tapi tanpa pengharapan yang lain

bukan karena aku memutuskan kau adalah adam

dan aku bagian tulangmu

aku ingin menikahimu

bercinta namun hanya membayangkan dia

mencium bibirmu seperti aku mencium bibirnya

hangat

aku mungin akan jadi perawan tua

seperti yang adikku selalu katakan

aku tidak takut jadi tua

aku hanya takut melihat tangis bunda

tangis yang ia keluarkan untik bertahan dalam tahta sebagai istri

aku hanya takut kemarahan menjadi motto yang kami banggakan

kekerasan adalah guru terbaik kami

aku hanya takut ditinggalkan cinta kasih bunda

cukup lama hatiku tidak tersentuh luka

hari ini malah telah hancur berserakan

tidak ingin lagi menjadi angin

tidak akan lagi menjadi batu yang hanya bermimpi

semua ini harus kukejar

lindungi dalam setiap napas bunda

jerit yang hanya jadi pahit

terkubur jadi mayat yang terjepit

aku ingin kembali menjadi bayi

dimana cinta kasih kudapat dari semua yang kulirik

aku ingin kembali menjadi seorang putri

dimana hanya aku yang mendapat perlindungan dari sang peri

datang dan tutuplkan mataku agar bermimpi

menjadi biang keladi dari semua murid

aku akan berlari mengejar balon gas yang semakin meninggi

dan aku akan kembali menjadi langit

menjadi bintang yang selalu mengedip

meski luka dalam diri yang nyeri

aku akan meninggi

melakukan aksi tiga dimensi bersama malaikat pencatat mimpi

tertidur dalam api dilindungi cahaya matahari

aku menjadi buram dalam lagu sendiri


5


aku menjadi penyendiri ketika mencintai

meskipun pantas tapi aku tak ingin memiliki

biar saja dia dengan penglihatannya yang lain

aku hanya ngeri dia berlaku layaknya orang suci

begitu pagi, begitu embun meresapi bumi

aku menghirup udaranya yang wangi

dan aku berlari menari-nari

dia pengisi hati

aku tak ingin lari lagi

lebih baik kupatahkan saja hatiku

menahan cemburu yang kian menghimpit

dan tidak lagi betanya tentang hatinya yang wangi

ku kubur saja wangi ini

semoga aku tak akan tergoda lagi

dan kangen pada matanya yang jeli



Klik di sini untuk melihat profil Syifa

No comments:

Post a Comment

untuk kalian yang tidak memiliki blog, atau Google account, bisa mengomentari lewat NAME/URL
NAME bisa diisi dengan namamu, dan URL bisa diisi www.facebook.com