Thursday 13 December 2012

Menelisik "Arisan" PSK Remaja Situbondo


yuk sini mama kocok dulu!
Apa yang terpikir sama sejumlah pelajar ini mengadakan sebuah “arisan” yang kemudian menggunakan jasa wanita penjajak seks komersil ini. Ya, saya boleh jadi agak telat juga lihat berita ini. Tapi dari satu program acara tv itu cukup buat saya membuka mata dan untungnya tidak kena serangan jantung mendadak.
Pagi itu saya menonton acara talkshow yang selama satu jam menghadirkan seksolog, psikolog anak, 2 presenter, dan 2 psk yang menjadi “produsen” nya si anak sekolahan.

Bisa jadi sih kejadian ini bukan hanya kali ini merebak, mungkin saja sudah dari dulu. Mengapa saya memiliki ekspektasi begitu? Banyak faktor. Dari pengaruh media, pergaulan, atau bisa jadi dari cuma iseng-iseng. Cuma keisengan inilah yang malah jadi kebablasan. Apalagi, setelah dikonfirmasi, psk yang “dipake”nya itu positif mengidap HIV. Ya Tuhan, mirisnya. Masih ingusan udah maen-maen begituan. 

Mungkin sebagai bentuk pelampiasan remaja sekarang berbeda dengan jaman saya dulu. Dengan hanya nyimpen rautan yang ada kacanya ke bawah rok cewek. Tapi mungkin juga pas jaman saya SMA ada juga perkara beginian. Sayanya aja yang enggak tahu kali yah. Heuheu

Dugaan itu muncul dari pengakuan seorang PSK yang biasa mangkal di eks lokalisasi Gunung Sampan, Desa Kotakan, Kecamatan Kota Situbondo, yang sering mendapatkan tamu pelajar. Jumlah siswa yang menggelar arisan sekitar 7 orang. Sementara besarnya uang yang digunakan untuk arisan diduga Rp5.000 per bulan. Setelah diundi, pemenang arisan bisa memilih PSK mana yang bisa diajak berhubungan seksual. PSK tersebut mengatakan, setiap pekan selalu di-booking oleh remaja seusia siswa SMA. Arisan 5000 perbulan dan per orang yang menang paling dapetnya 35000 doang. Sejumlah uang itu mungkin sangat tidak ada setaik kukunya dengan bahaya HIV yang mengintai mereka. Bisa saja mereka menutupi seragamnya dengan jaket untuk menutupi asal mana sekolah mereka. Tapi kan jelas ye, celana abu-abu ala SMA itu masih keliatan.