Wednesday, 16 November 2011

Alone: Emosionalnya Perempuan


Asoy ni judul pelem
Adakalanya sendiri membuat kedewasaan mandiri yang tidak dimiliki setiap manusia. Kenapa kali ini saya menulis tentang “kesendirian”? Karena sendiri berbeda tipis dengan mandiri. Maka, yang ingin saya bagi kali ini bukan kesendirian seutuhnya, saya hanya ingin membahas tentang perempuan dan emosi kemandiriannya. Kenapa? Ya, karena saya perempuan. 

 Sendiri, dalam bahasa Inggris alone: sendirian, seorang diri. 1 seorang saja. 2 hanya. Hanya Tuhan yang mengetahui misalnya. Sementara dalam bahasa Indonesia, sendiri berarti: seorang diri; tidak dengan orang lain: 2 a tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain, 3 a tidak dibantu alat lain, tidak diperintah orang lain; 4 n kepunyaan dari yang disebut (yg bersangkutan), bukan kepunyaan orang lain: 5 n diri dr yg bersangkutan (bukan wakil atau pengganti); orang yg sesungguhnya (berkepentingan): 6 a terpisah dr yg lain; terasing; sendiri-sendiri.
Mirip sama aku kan .... :P
Semalam saya menonton acara tivi yang membahas dan mengupas tentang kehidupan seseorang. Katakanlah seorang penyanyi bergenre lawas yang baru putus dengan pacarnya. Entah apa yang “melatarbelakangi” dia untuk break dengan pacar yang berbeda jauh usianya. Sebagai seorang public figure, tentulah dia banyak diperhatikan orang, dari mulai kehidupannya, caranya memotong rambut, caranya berbicara, berpakaian, berhubungan dengan siapa saja, menikah berapa kali, sampai keterlibatannya dalam sebuah iklan yang mengharuskan dia tampil seksi bersama sang kekasih. Hmmm tidak ada yang aneh memang dengan semua ini. Saya pun tidak mempermasalahkan pendapat orang-orang tentang dirinya. Saya menggarisbawahi bagaimana si perempuan itu menjalani hidupnya. Bukan karir menyanyi atau bagaimana hubungan mereka akan kembali mesra. Hohoho … tidak kawan, saya bukan orang infotainment yang mengetahui segala seluk beluk paparazzi dan pandai mengorek urusan orang. 
Jujur saja, saya ingin mengkritisi sifat-sifat perempuan yang notabene mengedepankan perasaan ketimbang akalnya. Kita semua tahu itu. Bahwa perempuan akan “menyelesaikan” masalahnya dengan menangis dan terharu. Berbeda dengan laki-laki yang lebih berfikir realis dan berani menghadapi kenyataan.
Saya memiliki kawan perempuan yang telah gagal menikah. Orang-orang menyebutnya janda. Ya, janda cantik dengan satu anak yang menggemaskan. Perjalanannya meraih kehidupan bukan tanpa liku. Dia sempat “terjatuh” dalam percintaan yang menjanjikan aroma-aroma kasih sayang yang tiada batas. Dia sempat merasakan “sentuhan” yang membuatnya lupa bahwa dia seorang anak rumahan yang dijaga ketat orangtuanya. Bagaimana kehidupannya setelah jadi janda? Tentu saja lebih berwarna dibanding dia masih bersuami. Katakanlah dia mengalami KDRT dan perselingkuhan. Permasalahan yang biasa terjadi sekarang ini. Menikah karena “harus” demi menyelamatkan si jabang bayi biar ketahuan siapa ayahnya. Hah, hidup sekarang kok malah jadi kek sinetron, hehehe.
ala Anime .... >,,<
Saya tidak ingin membahas “keterjatuhannya” pada masa lalu ketika dia baru saja menginjak semester lima kami kuliah. Sama sekali bukan hal yang pantas saya uraikan disini. Bahwa cinta bukan hanya bisa membutakan, tapi dia bisa saja membunuh karaktermu. 
Perempuan adalah makhluk paling tegar karena mampu menahan berbagai rasa sakit yang hinggap dalam tubuhnya. Katakanlah masalah nyeri payudaranya ketika mulai tumbuh. Betapa menegangkan dan seakan setiap menit bagaikan banyak sekali jarum yang menancapi dadamu. Lalu, ketika pertama haid dan tidak kalah menyakitkan adalah ketika keguguran, melahirkan bahkan nyeri caesar. Oh, betapa kuatnya perempuan. Karena hidupnya berhubungan dengan darah itulah mengapa perempuan begitu mementingkan perasaannya.
Apa hubungannya dengan perempuan mandiri? Saya jadi ingat perkataan sang penyanyi.
“Kenapa mereka harus selalu mengolok-olok saya di acara pacar saya itu? Mengatakan bahwa pacar saya harus membeli susu anak-anak saya setiap bulannya. Asal tahu saja, pekerjaan saya masih bisa memberikan nafkah yang cukup untuk sekadar membeli susu anak-anak saya. Saya bersyukur karena Tuhan memberikan saya rezeki lebih dari cukup untuk kehidupan saya dan untuk anak-anak saya. Jadi, kenapa saya memilih break dalam waktu ini dengan pacar saya, biarlah kami sama-sama berfikir untuk tujuan kami ke depan. Bahwa untuk bersama dengan saya, pacar saya haruslah menjadi panutan untuk anak-anak saya, yang patut dicontoh dan mampu menaungi saya serta anak-anak saya. Bukan hanya kedewasaan yang saya harapkan. Maka saya memutuskan untuk rehat dulu dari hubungan kami. Dan, dengan break-nya hubungan kami, saya tidak perlu disangkutpautkan dan tidak lagi jadi bulan-bulanan teman-teman pacar saya di acara pagi itu.”
Waw! Panjang dan jelas. Kita bisa menarik benang merah dari masalah breaknya hubungan sang penyanyi. Ya, emosi, gengsi, malu, merasa tidak dihargai, merasa kekanakan untuk sekadar bercandaan demi menaikkan rating, saya pun menontonnya agak tertawa miris. Ah, mungkin kalau saya jadi dia dengan pengalaman janda sedemikian lamanya akan sama emosionalnya. 
Perempuan mandiri, maksud saya dia bisa mengerjakan apapun sendiri, bisa mencari uang sendiri, mengurus anak sendiri, cenderung memiliki tingkat ketersinggungan yang agak lebih, meskipun tidak semua single parent seperti itu, sih. Ya, bayangkan saja ketika usahamu untuk membangun sebuah keluarga kandas, lalu kamu harus berjuang sendirian agar kamu, anak-anakmu, dan rumahmu utuh, kamu harus banting tulang hingga menjadikan botol minuman dan kaleng soda penghasilan tetapmu. Lalu, tiba-tiba saja kamu dekat dengan seorang laki-laki dan orang-orang menyangka laki-laki itu membantu perekonomianmu hingga kamu menggapai sukses. Miris ya? Padahal sedikitpun kamu tidak meminta darinya. 
Perempuan, memiliki ego yang tinggi bahkan jika dia mendapatkan kerelaan bantuan dari orang yang dia sayangi. Ya, hei, kamu para cowok, menghadapi perempuan mandiri, kamu jangan harap akan dapat perhatian penuh karena untuk pemberianmu itu akan berarti penurunan gengsi baginya. Jadi, berikan hadiah kepadanya jika dalam satu event tertentu saja. Itu akan lebih baik dan dapat menghindari emosi berlebihan.


Kemaluan
Malu adalah hal terbesar yang harus dihadapi. Apalagi, misalnya, dia akan mulai menua. Uban akan segera tumbuh dan dia tidak butuh pasangan yang hanya ingin membina hubungan antara perempuan dengan laki-laki yang hanya kencan, nonton ke bioskop, makanan di restoran cepat saji, atau duduk berdua sambil bergandengan tangan di taman. Hmmm begitu manisnya pacaran. Sayang, Kakang tidak pernah mengajak saya ke kencan seperti itu. Hehehe ….
Ngajak ribut lo?
Perempuan yang mandiri akan diidentikkan dengan wanita tegar walaupun tanpa suami. Karena, untuk menjadi seorang wanita mandiri, dalam hal ini wanita tanpa suami aka janda, dia harus menanggung semua gunjingan-gunjingan tetangga, keluarga. Tentu saja ini akan membuat tingkat kestresan hidupnya bertambah.
Saya menulis ini bukan untuk hanya membela perempuan. Hanya ingin melihat sisi lain dari seorang perempuan. Pekerjaan dan keluarga adalah dua hal yang harus membutuhkan konsentrasi. Untuk itulah, seorang perempuan, seperti halnya penyanyi tadi, memilih menjadikannya pasangan yang bisa membantunya mewujudkan hidup dan keluarganya. Wah, jadi pembicaraan dewasa ini, padahal menikah saja belum.  
Saya tidak mengimbau (kek ibu Negara aja), tidak menyarankan perempuan
"Saya emosi, saya terzdolimi."
mengedepankan emosinya karena memang sudah tabiatnya seperti itu, namun perempuan tangguh adalah yang mampu mengendalikan emosi dan mengendalikan kepemimpinannya. Kesendirian perempuan adalah senjata yang tidak akan bisa ditamengi apapun.

Kalau saya, mungkin tidak akan sanggup menyandang kesendirian dengan begitu banyak gunjingan. Saya acungi jempol untuk perempuan-perempuan single parent ini. Bahwa dia mampu menegakkan kepalanya tanpa menoleh karena gosip dan gunjingan yang mampu membakar telinganya. Karena perempuan, seperti yang sering saya bilang, adalah rumah yang nyaman.

21 comments:

  1. Keren nih tulisannya mbak syifa. JEMPOL DEH! :)

    ReplyDelete
  2. haha like this :D
    perempuan itu lebih berharga dari pada emas sekalipun :)

    ReplyDelete
  3. punya cewek itu bisa bikin seorang cowok lebih dewasa.

    ReplyDelete
  4. lebih menakutkan jika seorang perempuan sudah menggunakan 90% otaknya dan 10% hatinya. begitu juga sebaliknya. Takut ini dalam arti baik.

    ReplyDelete
  5. Waaahhhh......bgus bget!!!saya pun sgt ingin menjadi seorg wanita mandiri,,menjadi seorang wanita yang hanya bergantung dan bersandar pada Allah semata,,ingin menjadi perempuan yg tngguh,,mandiri,,tidak manja serta tidak cengeng,,,
    saya pun sgt salut dgn YS yg akhirnya memilah berpisah,,dan berbalik sebel dgn tmn2 pacarnya,,tiap bercandaan kan ada btasnya,,si O prn d wawancara ktanya dy gk akn nyinggung si R_I klo si R_I gk nyaman,,artinya di slh sapa coba???tpi biarlah itu urusan mereka,,
    perempuan mandiri bkn hanya janda loh,,perempuan mndiri yg blm merid jg banyak skali,,disekitar saya pun banyak skali,,,sya sgt salut dgn mereka2 yg bgt kuat mengalami kesakitan,,tnp harus meratap tllu lama

    ReplyDelete
  6. kata kata nya buat saya deg deg ~

    ReplyDelete
  7. Jadi pengen kenalan sama janda cantik yang anaknya menggemaskan. :D

    ReplyDelete
  8. haduh, saya juga ga bisa ngebayangin diolok terus-terusan dan jadi bahan pergunjingan nyaris tiap hari.
    tapi ya, seharusnya bisa lebih adem,sih. itu resiko bukan ?
    haah .. ga ngerti deh, bingung ..

    ReplyDelete
  9. Artikel syifa ini buat saya smakin bangga krna dilahirkan sbgai perempuan.....

    ReplyDelete
  10. Baca ini saya jadi penasaran siapakah yang "penyanyi" itu :D :D

    Ok, perempuan. Aku pernah baca apa yang diutarakan oleh Ibnu 'Arabi bahwa Allah menciptakan perempuan dengan sifat "alqawiyu" milikNya (m...ahakuat). Itulah salah satu anugerah yg diberikan Tuhan untuk perempuan.

    Menurut hematku, untuk kemandirian, baik laki-laki ataupun perempuan pasti bisa mencapai kemandirian itu dengan usaha masing-masing. Tidak ada yang lebih istimewa. Tapi kenapa mandiri istimewa pada perempuan? Ini bentukan konstruksi sosial yang membuat perempuan bergantung secara ekonomi pada lelaki. Atau bahkan perempuan itu sendiri yang membuatnya jadi seperti itu.

    Misalnya, pada jaman dulu (atau bahkan juga skrg) pilihan untuk menikah pada perempuan banyak didasari dengan pilihan ekonomi. Dalam artian daripada jadi parasit lebih baik menikah dan pada akhirnya kan memiliki ekonomi sendiri yg merupakan hasil lelaki. Jarang ada yang berpikir untuk tidak menjadi parasit adalah dengan berpikir kreatif.

    Kupikir ini PR untuk kita sebagai perempuan, mengubah pandangan, pola pikir ttg diri kita sendiri. Mengolah emosi dengan lebih bijak, berpikir ttg relasi dengan lawan jenis bukan sebagai ketergantungan tapi sebagai partner, dan menerima apa yg ada dalam diri kita sebagai perempuan dengan percaya diri.

    perempuan jadilah kuat, karena kekuatan Tuhan ada dalam dirimu! ^_^

    ReplyDelete
  11. hebatnya perempuan.. ^^ saya pun tak akan bisa seperti mereka.

    ketika saya sedang kesal dengan seseorang, saya selalu nangis dipojokan XD atau menulis kekesalan saya, setelahnya, tak ada rasa marah bahkan saya cenderung melupakannya :)

    ReplyDelete
  12. super sekali tante... tp siapakah sebenernya perempuan yang kamu omongin disini? artis gitu ya?

    ReplyDelete
  13. perempuan itu memang hebat, saya memiliki banyak teman yang single parent dan mereka memang berjuang sendiri untuk menghidupi anaknya. sedangkan,sang mantan suami entah dimana. dan saya menyaksikan betapa lelaki yang pernah mencampakan para perampuan itu kembali dan meng iba. ini kisah nyata dan saya salut pada perempuan itu yang tidak pula menyimpan dendam.
    intinya, perempuan itu bisa lebih hebat dari laki2,asal dia mau berpikir rasional....(klo salah mohon di sori..hehehe)

    ReplyDelete
  14. perempuan itu memang hebat, saya memiliki banyak teman yang single parent dan mereka memang berjuang sendiri untuk menghidupi anaknya. sedangkan,sang mantan suami entah dimana. dan saya menyaksikan betapa lelaki yang pernah mencampakan para perampuan itu kembali dan meng iba. ini kisah nyata dan saya salut pada perempuan itu yang tidak pula menyimpan dendam.
    intinya, perempuan itu bisa lebih hebat dari laki2,asal dia mau berpikir rasional....(klo salah mohon di sori..hehehe)

    ReplyDelete
  15. sok ngaleuleungit nyak
    sakitu osok nonton bareng dan makan di lestoran siap masak trus pegangan tangan ciga abg....ach ....eh naha jadi masalah pribadi rek koment sayah teh.ges ah
    not bad lanjutkan we lah.....tetep semangat....selalu membantu dengan do'a kakangmu ini di sini :)
    ai lap yu.

    ReplyDelete
  16. sebenernya cowok itu bisa menjadi dewasa dengan pengaruh cewe, mungkin si penyanyi itu merasa pacarnya belum terlalu dewasa (dalam ranah dia)
    so, aku pikir dalam satu hubungan harus bisa saling melengkapi disamping saling mengerti :)

    ReplyDelete
  17. Para wanita perkasa, menghadapi kerasnya kehidupan dengan ketegaran dan penuh perasaan. Hidup yang tidak bisa dikatakan ramah ini tidak membuat perasaan mereka mati, malah semakin terasah dan tajam....

    ReplyDelete
  18. wanita memang makhluk yang kuat dalam menahan rasa sakit, tapi bukan berarti seenaknya untuk disakiti :'(

    ReplyDelete
  19. Trims udah komen Kawan-Kawan, semoga nanti gak bosan buat baca lagi postingan aku :p

    Mia: dari hati keknya.... hehehehehe
    Mono: terharuuuuu....
    Kakang: lap yu tu

    ReplyDelete
  20. semua yang saya tulis baik yang sudah publish, atau yang baru saja saya publish, tidak fakta atau fiksi semata. saya hanya menulis apa yang saya lihat dan mengamati dari cara pandang saya, hehehe tentang si artis itu siapa... hmmm takutnya malah jadi ngeksis di blog saya :P

    so, apresiasi ini saya hargai sekali teman-teman... terimakasih yang tidak terhingga :)

    ReplyDelete
  21. Wah kagum ama kutipan curhat dari si penyanyi, begitu panjang dan komplit hehe, hapal bener non..
    Bahkan cewek yg bersuamipun harus bisa mandiri juga, soalnya ada istri yg seharian entah sampai berapa kali nelponin suaminya hanya untuk memecahkan masalah-masalah yang remeh temeh.
    Belum lagi jika misalnya sang suami harus bekerja jauh di luar kota yang kepulangannya belum tentu seminggu sekali, bisa berbulan-bulan bahkan tahunan.
    Intinya cewek memang ( harus ) hebat, multi peran :)

    ReplyDelete

untuk kalian yang tidak memiliki blog, atau Google account, bisa mengomentari lewat NAME/URL
NAME bisa diisi dengan namamu, dan URL bisa diisi www.facebook.com