Seorang
teman selalu berada di dekatmu ketika kamu susah atau senang. Ya, gampang
sekali menilai seorang teman tanpa tahu apa yang sudah dilakukannya kepada
kita.
Saya
ingin membagi tentang kasus seorang teman, bukan maksud gosipin, saya hanya berbagi.
Enggak, bukan maksud curhat … (dikit sih) kalo kamu merasa tulisan saya enggak
penting, silakan enggak dilanjut. Tapi sebelum itu, baca dulu ampe bawah
#maksa.
Kasus
teman saya ini memang biasa, ya, mungkin biasa buat kamu. Tapi saya menyikapinya
terharu. Beberapa hari lalu, teman saya dapat sms yang isinya begini:
“Terima kasih kirimannya ke perut saya.
Alhamdulillah rasanya menyakitkan. Saya tidak menuduh, yang jelas, beberapa
ruqyah terakhir menyebut asal dan pelaku. Sya tidak sangka dan percaya. Saya
harap salah ucapan peruqyah. Tapi jika benar, smoga tak pernah terjadi lagi.
Jgn sakiti badan saya yg emang rapuh dengan ilmu hitam.”
Teks
sms itu didapat ketika dia baru pulang menjenguk ibunya. Sekadar info, sms itu
dikirim oleh seorang mantan atasannya. Bayangkan ketika kita dituduh melakukan
hal-hal yang sama sekali tidak tahu dan tidak mengerti. Meskipun menghadapinya berat,
teman saya masih berusaha tersenyum dan menertawakan hal itu.
“Ilmu
hitam macam apa? Santet? Pelet? Tau aja enggak, pelajari apalagi mengerti juga
kagak. Emangnya gue kepengen jadi titisan Suzanna kayak Jupe? Ngehe, ngeliat
atau mencium bau kemenyan aja langsung pengen muntah.” Katanya berapi-api.
Sebenarnya
apa definisi ilmu hitam? Nih, saya nemu di Wikipedia.com
Ilmu hitam merupakan
jenis ilmu sihir untuk mengendalikan alam
(termasuk kejadian, obyek, orang, dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau
supranatural. Dalam banyak kebudayaan, ilmu hitam adalah sesuatu yang tidak
rasional bagi ilmu pengetahuan, dan agama
sangat melarang penggunaan ilmu ini. Ilmu hitam identik dengan segala sihir
yang bertujuan ke arah negatif, karena ilmu ini bersifat sihir yang mencelakakan. Hal ini yang
menjadikan ilmu hitam termasuk dosa dalam agama. Mereka yang terkena Ilmu hitam ini
dapat diobati oleh mereka yang ahlinya yaitu ahli ilmu kebathinan / paranormal[1]
Contoh-contoh
ilmu hitam:
Serem
banget dengernya. Pengen deh teriak woooiii jangankan buat nyantet orang, tau
aja kagak, ngerti apalagi, jangan asal nuduh looo!!! Ketika dapat sms itu, teman
saya langsung forwardin ke temannya. Ya, siapa lagi, teman yang selalu
bersama-sama selama hampir 7 tahun ini. Langsung deh menumpahkan kesal dan
tangisnya tersedu-sedu. Nangis ke pundak saya berharap membuatnya tenang. Pastinya,
teman saya benar-benar merasa terhina seperti itu. Naudzubillahin dzalik. Dalam
agama saya, dan saya yakin dalam agama apapun santet atau pesugihan yang
mengarah kearah perdukunan dan kemusyrikan tidak dibenarkan.
Ilmu hitam
(black magic) merupakan ilmu yang bersifat jahat. Kekuatannya bersumber dari
hawa nafsu sedangkan sumber energinya berasal dari kegelapan. Black magic itu
sendiri sangat tua usianya, setua peradaban manusia pertama, Adam dan Hawa.
Karena itu, ilmu yang dihasilkan luar biasa dahsyatnya. Kekuatan ilmu hitam itu
sendiri sebenarnya lemah, tapi karena terbakar oleh hawa nafsu benci, sombong,
takut dan marah yang luar biasa besar, energi listriknya akan mempengaruhi
materi.
Kekuatan
ilmu hitam tak boleh disangsikan. Ilmu penghancur raga (santet), penakluk rasa
(pelet), pengacau aura (Sibernetika) dan masih banyak lagi adalah contoh cabang
ilmu hitam yang bertebaran di muka bumi ini. Setan ada di dalam, itulah
intinya. Setan memiliki getaran magnetik kuat, karena kebenciannya terhadap
ajaran kebaikan. Ia tak rela manusia di jalan yang benar. Karena kebencian
inilah energi yang dihasilkan luar biasa besar.
Teman saya
bilang:
Saya takut. Benar-benar takut jika orang-orang
menyangka saya seperti itu. Bukan, sama sekali bukan berburuk sangka pada
mereka, takut adalah hal wajar ketika kamu mendapatkan suatu masalah. Iya, kan?
Ibu saya menelepon dan membesarkan hati saya. Bukan kepengen mengeruk simpati
siapapun, saya cuma mau bilang, kalau-kalau ada info seperti itu. Saya bukan
dukun.
Siapa lagi
yang akan mendukung kamu jika bukan orang-orang terdekatmu. Yap, merekalah yang
akan mengingatkan ketika kamu salah dan akan mendukung ketika kamu mempunyai
cita-cita. Iya, kan?
Saya tidak
ingin membahas bagaimana dan kenapa orang itu menuduh teman saya seorang dukun.
Mungkin mantan atasannya itu lagi galau karena ditolak cinta atau lagi kasmaran
sama pacar teman saya? Atau dia merasa kalah seksi sama teman saya? Argh … mungkin
buat belajar santet yang sesungguhnya saya harus bergaul dengan om Ki Joko Bodo
yang unyu-unyu itu. Plis deh … saya tidak ingin memperkenalkan mantan atasan
teman saya itu kepada kalian.
Yang bikin
saya ingin mencabik-cabik perut gorila adalah, teman saya yang sebenarnya
“korban” diminta prihatin dengan keadaan mantan atasannya itu. Yah, walaupun
sebenarnya saya ingin menghujat orang yang memitnah teman saya secara keji #ala
Syahrini. Saya terdzolimi, saya tersakiti, #nangis di pojokan
Teman saya sharing
pada doa pagi yang biasanya dilakukan kantornya. Hanya untuk bilang: di jaman
seperti ini masih saja percaya ilmu hitam, hanya ingin mengkritisi saja. Loh,
malah dikata curhat pas lagi gawe, disangka menyebarkan aib baru. Padahal dia
sama sekali enggak menyebut siapa pelaku sms perdukunan itu. Mungkin karena dia
tidak terbiasa bicara di depan banyak orang, jadi grogi. “mungkin muka gue
innocent, mungkin muka gue kelewat menyedihkan jadinya mereka nyangka gue minta
dikasihani. Salah gue juga kali ya, sharing begituan, harusnya gue sharing
bagaimana sabarnya Nabi Muhammad menerima perlakuan kaum Quraisy. Harusnya gue
sharing dakwah, bukan beginian.” Hiks … sedih juga dengernya.
“Harusnya
kamu empati sama orang ini, kamu masih punya pekerjaan, orangtua masih lengkap,
teman banyak dan bla bla bla” ya sudah, orang-orang yang memiliki etika itu
enggak terbiasa dengan budaya blak-blakan dan mengemukakan pendapat koq.
Ape? gue santet lo? apa gak keseksian gue kek dukun? |
Yang mau pelet ane, ketik reg spasi jenglot kirim ke neraka |
Mungkin seharusnya teman saya menjadi seorang muslimah lemah lembut yang bertutur kata lemah lembut juga dan
memilih kelembutan dengan tutur kata halus. Sayangnya, teman saya
serbasebaliknya. Kelakuan semau gue, becandaan yang terlalu fulgar menurut
mereka (padahal teman saya enggak ngomongin isi kolor itu apa namanya).
Dan
alhasil, teman saya jugalah yang kena dan “bersalah” atas tuduhan mantan
atasannya itu. Hahahaha jujur saja, teman saya ngakak meskipun awalnya sempat
down dan sedih. Tapi, buat apa menangisi hal yang sama sekali harus
ditertawakan? Iya, kan?
Mungkin
harus diperjelas kasusnya juga sih, dulu, atasan teman saya sering sekali
memaki dalam artian, dia tidak suka jika pekerjaannya di kasih kritik atau
saran. Teman saya dulu pernah memintanya kembali mengecek pekerjaan. Atasannya bilang,
“ya, kerjakan saja tugas kamu jangan pikirin saya”. Lho, kerja kan jangan
setengah2 ya? Alhasil, mungkin karena teman saya terbiasa kerja dan
merampungkan kerjaan sampai tuntas dan ditunda begitu lama, atasannya merasa
terhina seperti itu, memaki kasar dan melempar muka teman saya dengan setumpuk
naskah 400 halaman bukanlah hal yang mudah dilupakan.
Makanya, ketika
teman saya akhirnya naik jabatan dan menggantikan atasannya, dia langsung
bilang, “kamu pintar ya menjilat manajer dan penanggung jawab. Kamu penjilat
yang lihai. Sampai saya dikeluarkan.” Ckckck … kasihan. Teman saya mendapat
cibiran dari dia, tidak dibimbing, malah seolah ditinggalkan sebagai anak baru.
Mungkin juga
mantan atasannya memang memiliki banyak masalah dan merasa terganggu dengan
kelakuan teman saya yang cablak. Mungkin dia lagi putus cinta juga, dan
kehilangan ibunya sementara dia sedang kasmaran sama teman kantornya. Yang lain,
mungkin mantan atasannya itu cukup stress dengan banyaknya pekerjaan sementara
dia harus mengurus rumahnya juga setelah kepergian ibu tercinta. Yah, dikala
kesedihan, kita wajib berbaik sangka pada masalah yang sedang menimpa kita.
Tuhan Mahatahu koq, iya, kan? Mungkin juga kita banyak dosa sama orangtua sehingga
Tuhan juga menguji dengan cara seperti itu. Yang pasti, tidak ada yang bisa mengobati
sakit hati selain diri sendiri. Eaaaa bijak amat!
Beruntung,
teman saya sangat diterima dan sangat berterimakasih kepada teman-temannya.
Setidaknya mereka melihat sisi lain dari masalah gaje semacam ini. Perlakuan
kasar dan ucapan kasar mungkin masih bisa diterima ketimbang fitnahan yang
menyebabkan kamu eek aja susah.
Saya tidak
ingin kamu (pembaca –red) mengasihani teman saya atau malah menghujat. Saya
hanya bilang: miris, fitnahan gaje yang bikin rendah aja. Tujuan saya membagi
ini bukan untuk mengeruk simpati, meminta belas kasihan (kayak 3 bulan enggak
makan aje). Saya hanya ingin menulis. Semoga bisa menyembuhkan sakit hati teman
saya yang sebenarnya ingin merobek mulut mantan atasannya dan menusuk
matanya pake linggis. Wakakakka jahatnya.
ga papa kok... ga ada yang bilang kamu cari simpati kok. menulis kan juga merupakan good therapy untuk manusia. :D
ReplyDeletemkasiiih :D
ReplyDeleteyeah, bergaul di lingkungan kantor memang berbeda dengan bergaul saat kita di kampus atau sehari-hari. jadi tindak tanduk kita bisa mungkin, jadi pergunjingan. apalagi kalau nemu karakter yang unik di antara banyak tipikal. yaitu satu: ekstrovert non-orthodoks, dan dua: introvert. tapi di lingkungan gawean saya dulu yang jurnalis n serba blak2an. kagak ada tuh yang begituan. yah, dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. semoga teman yang dipitnah itu bisa bersabar n mendapat kelapangan n yang 'mempitnah' semoga diberikan kesabaran juga. memang enggak enak di posisi ketika seseorang berada dalam cengkeraman ilmu item. dan itu emang ada. :3
ReplyDeleteDunia kerja emang kejam,,, kita pingin pikir postif malah terjerumus negatif
ReplyDeleteSetau saya mah ya,orang yang meruqyah itu ya cuma meruqyah.jadi si ustadz ga tau si pasien kena santet kiriman siapa apalagi nyebut nama.lah wong liat jin aja ga bisa.astaghfirullah...berobat dimane tuh die?dukun kale,bkn ruqyah.malah jadi bikin fitnah ke temenmu gitu.ck..ck...
ReplyDeletecemungudh eeach buat temennya teh Syfa :)
ReplyDeletedisinilah peran temen yg sebenernya, selalu ada saat temennya ngebutuhin :3
cemunguuudh each buat temennya teh Syifa :)
ReplyDeletedisinilah peran temen di butuhin~
emang menyakitkan rasanya di sudutkan dan di fitnah, tapi kita juga tidak bisa berbuat banyak, kalo kita melawan dan trus melawan mungkin orang lain menganggap kita emang beneran begitu, tapi dari hal2 gaje itulah kita mendapatkan pelajaran yang berarti dan jangan sampai terulangi .. hihiii
ReplyDeleteJempolnya mane???
ReplyDeleteperlu banyak doa...
:D
lah,, jadi bkn syifa yg kena tuduhh. dasar wana, salah aksih info. bkin geger aja. smoga temennya tabah menghadapi fitnahan tsb. pitnah lbh kejam drpada pitbull. Allah Maha Adil say :)
ReplyDeleteaduuuhhh mia....
Deleteteliti sebelum membeli deh... heuheu
ye...dunia kerja bukan dunia sekolah ato sekedar bertetangga....
ReplyDeletesaya pun pernah mengalami hal seperti itu....dan seperti bom waktu saja,ketika dia di singkirkan,,dia merasa perlu membalas demdam dengan membuat huru-hara mengenai kami sebagai karyawan. entah dia berada dimana skr,dan saya pun tidak peduli lagi dengan dia, dan yg penting adalah...life goes on...
apa pun yg terjadi, waktu tidak pernah berhenti sampai nanti kita mencapai akhirnya...terlalu buang waktu untuk memikirkan masalah tuduhan ini dengan serius karena,,,bagi saya ini sangat menggelikan. mungkin mantan atasan temanmu itu sudah kehabisan akal untuk mengalihkan perhatian temanmu dari pekerjaannya...yah who knows....dan biarkan saja...
let's God judge them all....
setuju ma gita.. mana ada ustad yg ngerukiyah sampe nyebutin nama orang lain kya gitu.. mereka ngeruqyah doang kali akh...
ReplyDeleteayah saya pernah kena gangguan jin juga seperti itu..
jgn menyalahkan siapa2 seharusnya jd tidak sampai kejadian seperti yang diatas..
semoga temennya mba tabah y menhadapi ujian ini.. :D
Jaman gini masih main santet, gak banget deh! mending beli mie ayam. :D
ReplyDeleteBilang temen lu, anggep aja itu ocehan orang gila, ga usah dimasukin hati
ReplyDeleteLagian hare gene masih jaman ya pake santet? Mending sewa teletubbies, supaya orang yg kita benci itu dipeluk sampai mati...hahaha
Santet lagi aja klo beneran dituduh nyantet... rugi kan, nanggung banget, kita ga nyantet tapi dibilang nyantet. jadi daripada percuma, gosip udah beneran nyebar, jadi sekalian di santet beneran aja. Dengan begitu semuanya senang. Yang pertama, kasusnya jadi bukan gosip, melainkan jadi kenyataan. Yang kedua, ga ada lagi fitnah, karena semuanya benar. Ketiga, si yang disantet beneran puas ga perlu lagi dateng ke orang pintar buat nebak2 siapa pengirim santet yg sebenarnya... :P
ReplyDeleteFitnah emang menyebalkan.
ReplyDeleteBukti tiada, tapi banyak manusia yang mendukung karena emosi. =_=
nice post gan
ReplyDeletemenarik nih dan sangat bermanfaat sekali info nya
di tunggu info selanjutnya, thanks ya
infonya bermanfaat dan menarik sekali.jadi tambah ilmu,,,terimaksih gan
ReplyDeleteinfo yang luar biasa, menarik sekali dan bermanfaat nih
ReplyDeletedi tunggu info selanjutnya gan
terimakasih
sabar juga gak berguna kayanya ya??
ReplyDeletekalo udah di fitnah
terimakasih banyak telah berbagi info
ReplyDeleteinfonya menarik dan bermanfaat
share terus info menarik lainnya
terimakasih atas infonya gan
ReplyDeletedi tunggu informasi selanjutnya
sukses terus
terimakasih info agan sangat menambah wawsan
ReplyDelete