Thursday 2 February 2012

Teman Itu Santet, Bukan Dukun


Seorang teman selalu berada di dekatmu ketika kamu susah atau senang. Ya, gampang sekali menilai seorang teman tanpa tahu apa yang sudah dilakukannya kepada kita.
Saya ingin membagi tentang kasus seorang teman, bukan maksud gosipin, saya hanya berbagi. Enggak, bukan maksud curhat … (dikit sih) kalo kamu merasa tulisan saya enggak penting, silakan enggak dilanjut. Tapi sebelum itu, baca dulu ampe bawah #maksa.

Kasus teman saya ini memang biasa, ya, mungkin biasa buat kamu. Tapi saya menyikapinya terharu. Beberapa hari lalu, teman saya dapat sms yang isinya begini:
“Terima kasih kirimannya ke perut saya. Alhamdulillah rasanya menyakitkan. Saya tidak menuduh, yang jelas, beberapa ruqyah terakhir menyebut asal dan pelaku. Sya tidak sangka dan percaya. Saya harap salah ucapan peruqyah. Tapi jika benar, smoga tak pernah terjadi lagi. Jgn sakiti badan saya yg emang rapuh dengan ilmu hitam.”

Teks sms itu didapat ketika dia baru pulang menjenguk ibunya. Sekadar info, sms itu dikirim oleh seorang mantan atasannya. Bayangkan ketika kita dituduh melakukan hal-hal yang sama sekali tidak tahu dan tidak mengerti. Meskipun menghadapinya berat, teman saya masih berusaha tersenyum dan menertawakan hal itu.

“Ilmu hitam macam apa? Santet? Pelet? Tau aja enggak, pelajari apalagi mengerti juga kagak. Emangnya gue kepengen jadi titisan Suzanna kayak Jupe? Ngehe, ngeliat atau mencium bau kemenyan aja langsung pengen muntah.” Katanya berapi-api.

 Sebenarnya apa definisi ilmu hitam? Nih, saya nemu di Wikipedia.com
Ilmu hitam merupakan jenis ilmu sihir untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, obyek, orang, dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan, ilmu hitam adalah sesuatu yang tidak rasional bagi ilmu pengetahuan, dan agama sangat melarang penggunaan ilmu ini. Ilmu hitam identik dengan segala sihir yang bertujuan ke arah negatif, karena ilmu ini bersifat sihir yang mencelakakan. Hal ini yang menjadikan ilmu hitam termasuk dosa dalam agama. Mereka yang terkena Ilmu hitam ini dapat diobati oleh mereka yang ahlinya yaitu ahli ilmu kebathinan / paranormal[1]
Contoh-contoh ilmu hitam:

Serem banget dengernya. Pengen deh teriak woooiii jangankan buat nyantet orang, tau aja kagak, ngerti apalagi, jangan asal nuduh looo!!! Ketika dapat sms itu, teman saya langsung forwardin ke temannya. Ya, siapa lagi, teman yang selalu bersama-sama selama hampir 7 tahun ini. Langsung deh menumpahkan kesal dan tangisnya tersedu-sedu. Nangis ke pundak saya berharap membuatnya tenang. Pastinya, teman saya benar-benar merasa terhina seperti itu. Naudzubillahin dzalik. Dalam agama saya, dan saya yakin dalam agama apapun santet atau pesugihan yang mengarah kearah perdukunan dan kemusyrikan tidak dibenarkan. 


Ilmu hitam (black magic) merupakan ilmu yang bersifat jahat. Kekuatannya bersumber dari hawa nafsu sedangkan sumber energinya berasal dari kegelapan. Black magic itu sendiri sangat tua usianya, setua peradaban manusia pertama, Adam dan Hawa. Karena itu, ilmu yang dihasilkan luar biasa dahsyatnya. Kekuatan ilmu hitam itu sendiri sebenarnya lemah, tapi karena terbakar oleh hawa nafsu benci, sombong, takut dan marah yang luar biasa besar, energi listriknya akan mempengaruhi materi.
Kekuatan ilmu hitam tak boleh disangsikan. Ilmu penghancur raga (santet), penakluk rasa (pelet), pengacau aura (Sibernetika) dan masih banyak lagi adalah contoh cabang ilmu hitam yang bertebaran di muka bumi ini. Setan ada di dalam, itulah intinya. Setan memiliki getaran magnetik kuat, karena kebenciannya terhadap ajaran kebaikan. Ia tak rela manusia di jalan yang benar. Karena kebencian inilah energi yang dihasilkan luar biasa besar.

Teman saya bilang:
Saya takut. Benar-benar takut jika orang-orang menyangka saya seperti itu. Bukan, sama sekali bukan berburuk sangka pada mereka, takut adalah hal wajar ketika kamu mendapatkan suatu masalah. Iya, kan? Ibu saya menelepon dan membesarkan hati saya. Bukan kepengen mengeruk simpati siapapun, saya cuma mau bilang, kalau-kalau ada info seperti itu. Saya bukan dukun. 

Siapa lagi yang akan mendukung kamu jika bukan orang-orang terdekatmu. Yap, merekalah yang akan mengingatkan ketika kamu salah dan akan mendukung ketika kamu mempunyai cita-cita. Iya, kan? 

Saya tidak ingin membahas bagaimana dan kenapa orang itu menuduh teman saya seorang dukun. Mungkin mantan atasannya itu lagi galau karena ditolak cinta atau lagi kasmaran sama pacar teman saya? Atau dia merasa kalah seksi sama teman saya? Argh … mungkin buat belajar santet yang sesungguhnya saya harus bergaul dengan om Ki Joko Bodo yang unyu-unyu itu. Plis deh … saya tidak ingin memperkenalkan mantan atasan teman saya itu kepada kalian.

Yang bikin saya ingin mencabik-cabik perut gorila adalah, teman saya yang sebenarnya “korban” diminta prihatin dengan keadaan mantan atasannya itu. Yah, walaupun sebenarnya saya ingin menghujat orang yang memitnah teman saya secara keji #ala Syahrini. Saya terdzolimi, saya tersakiti, #nangis di pojokan

Teman saya sharing pada doa pagi yang biasanya dilakukan kantornya. Hanya untuk bilang: di jaman seperti ini masih saja percaya ilmu hitam, hanya ingin mengkritisi saja. Loh, malah dikata curhat pas lagi gawe, disangka menyebarkan aib baru. Padahal dia sama sekali enggak menyebut siapa pelaku sms perdukunan itu. Mungkin karena dia tidak terbiasa bicara di depan banyak orang, jadi grogi. “mungkin muka gue innocent, mungkin muka gue kelewat menyedihkan jadinya mereka nyangka gue minta dikasihani. Salah gue juga kali ya, sharing begituan, harusnya gue sharing bagaimana sabarnya Nabi Muhammad menerima perlakuan kaum Quraisy. Harusnya gue sharing dakwah, bukan beginian.” Hiks … sedih juga dengernya.

“Harusnya kamu empati sama orang ini, kamu masih punya pekerjaan, orangtua masih lengkap, teman banyak dan bla bla bla” ya sudah, orang-orang yang memiliki etika itu enggak terbiasa dengan budaya blak-blakan dan mengemukakan pendapat koq.
Ape? gue santet lo? apa gak keseksian gue kek dukun?
Yang mau pelet ane, ketik reg spasi jenglot kirim ke neraka
Mungkin seharusnya teman saya menjadi seorang muslimah lemah lembut yang bertutur kata lemah lembut juga dan memilih kelembutan dengan tutur kata halus. Sayangnya, teman saya serbasebaliknya. Kelakuan semau gue, becandaan yang terlalu fulgar menurut mereka (padahal teman saya enggak ngomongin isi kolor itu apa namanya).

Dan alhasil, teman saya jugalah yang kena dan “bersalah” atas tuduhan mantan atasannya itu. Hahahaha jujur saja, teman saya ngakak meskipun awalnya sempat down dan sedih. Tapi, buat apa menangisi hal yang sama sekali harus ditertawakan? Iya, kan?

Mungkin harus diperjelas kasusnya juga sih, dulu, atasan teman saya sering sekali memaki dalam artian, dia tidak suka jika pekerjaannya di kasih kritik atau saran. Teman saya dulu pernah memintanya kembali mengecek pekerjaan. Atasannya bilang, “ya, kerjakan saja tugas kamu jangan pikirin saya”. Lho, kerja kan jangan setengah2 ya? Alhasil, mungkin karena teman saya terbiasa kerja dan merampungkan kerjaan sampai tuntas dan ditunda begitu lama, atasannya merasa terhina seperti itu, memaki kasar dan melempar muka teman saya dengan setumpuk naskah 400 halaman bukanlah hal yang mudah dilupakan.


Makanya, ketika teman saya akhirnya naik jabatan dan menggantikan atasannya, dia langsung bilang, “kamu pintar ya menjilat manajer dan penanggung jawab. Kamu penjilat yang lihai. Sampai saya dikeluarkan.” Ckckck … kasihan. Teman saya mendapat cibiran dari dia, tidak dibimbing, malah seolah ditinggalkan sebagai anak baru.

Mungkin juga mantan atasannya memang memiliki banyak masalah dan merasa terganggu dengan kelakuan teman saya yang cablak. Mungkin dia lagi putus cinta juga, dan kehilangan ibunya sementara dia sedang kasmaran sama teman kantornya. Yang lain, mungkin mantan atasannya itu cukup stress dengan banyaknya pekerjaan sementara dia harus mengurus rumahnya juga setelah kepergian ibu tercinta. Yah, dikala kesedihan, kita wajib berbaik sangka pada masalah yang sedang menimpa kita. Tuhan Mahatahu koq, iya, kan? Mungkin juga kita banyak dosa sama orangtua sehingga Tuhan juga menguji dengan cara seperti itu. Yang pasti, tidak ada yang bisa mengobati sakit hati selain diri sendiri. Eaaaa bijak amat!

Beruntung, teman saya sangat diterima dan sangat berterimakasih kepada teman-temannya. Setidaknya mereka melihat sisi lain dari masalah gaje semacam ini. Perlakuan kasar dan ucapan kasar mungkin masih bisa diterima ketimbang fitnahan yang menyebabkan kamu eek aja susah.

Saya tidak ingin kamu (pembaca –red) mengasihani teman saya atau malah menghujat. Saya hanya bilang: miris, fitnahan gaje yang bikin rendah aja. Tujuan saya membagi ini bukan untuk mengeruk simpati, meminta belas kasihan (kayak 3 bulan enggak makan aje). Saya hanya ingin menulis. Semoga bisa menyembuhkan sakit hati teman saya yang sebenarnya ingin merobek mulut mantan atasannya dan menusuk matanya pake linggis. Wakakakka jahatnya.

24 comments:

  1. ga papa kok... ga ada yang bilang kamu cari simpati kok. menulis kan juga merupakan good therapy untuk manusia. :D

    ReplyDelete
  2. yeah, bergaul di lingkungan kantor memang berbeda dengan bergaul saat kita di kampus atau sehari-hari. jadi tindak tanduk kita bisa mungkin, jadi pergunjingan. apalagi kalau nemu karakter yang unik di antara banyak tipikal. yaitu satu: ekstrovert non-orthodoks, dan dua: introvert. tapi di lingkungan gawean saya dulu yang jurnalis n serba blak2an. kagak ada tuh yang begituan. yah, dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. semoga teman yang dipitnah itu bisa bersabar n mendapat kelapangan n yang 'mempitnah' semoga diberikan kesabaran juga. memang enggak enak di posisi ketika seseorang berada dalam cengkeraman ilmu item. dan itu emang ada. :3

    ReplyDelete
  3. Dunia kerja emang kejam,,, kita pingin pikir postif malah terjerumus negatif

    ReplyDelete
  4. Setau saya mah ya,orang yang meruqyah itu ya cuma meruqyah.jadi si ustadz ga tau si pasien kena santet kiriman siapa apalagi nyebut nama.lah wong liat jin aja ga bisa.astaghfirullah...berobat dimane tuh die?dukun kale,bkn ruqyah.malah jadi bikin fitnah ke temenmu gitu.ck..ck...

    ReplyDelete
  5. cemungudh eeach buat temennya teh Syfa :)

    disinilah peran temen yg sebenernya, selalu ada saat temennya ngebutuhin :3

    ReplyDelete
  6. cemunguuudh each buat temennya teh Syifa :)
    disinilah peran temen di butuhin~

    ReplyDelete
  7. emang menyakitkan rasanya di sudutkan dan di fitnah, tapi kita juga tidak bisa berbuat banyak, kalo kita melawan dan trus melawan mungkin orang lain menganggap kita emang beneran begitu, tapi dari hal2 gaje itulah kita mendapatkan pelajaran yang berarti dan jangan sampai terulangi .. hihiii

    ReplyDelete
  8. Jempolnya mane???

    perlu banyak doa...

    :D

    ReplyDelete
  9. lah,, jadi bkn syifa yg kena tuduhh. dasar wana, salah aksih info. bkin geger aja. smoga temennya tabah menghadapi fitnahan tsb. pitnah lbh kejam drpada pitbull. Allah Maha Adil say :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aduuuhhh mia....
      teliti sebelum membeli deh... heuheu

      Delete
  10. ye...dunia kerja bukan dunia sekolah ato sekedar bertetangga....
    saya pun pernah mengalami hal seperti itu....dan seperti bom waktu saja,ketika dia di singkirkan,,dia merasa perlu membalas demdam dengan membuat huru-hara mengenai kami sebagai karyawan. entah dia berada dimana skr,dan saya pun tidak peduli lagi dengan dia, dan yg penting adalah...life goes on...
    apa pun yg terjadi, waktu tidak pernah berhenti sampai nanti kita mencapai akhirnya...terlalu buang waktu untuk memikirkan masalah tuduhan ini dengan serius karena,,,bagi saya ini sangat menggelikan. mungkin mantan atasan temanmu itu sudah kehabisan akal untuk mengalihkan perhatian temanmu dari pekerjaannya...yah who knows....dan biarkan saja...
    let's God judge them all....

    ReplyDelete
  11. setuju ma gita.. mana ada ustad yg ngerukiyah sampe nyebutin nama orang lain kya gitu.. mereka ngeruqyah doang kali akh...

    ayah saya pernah kena gangguan jin juga seperti itu..
    jgn menyalahkan siapa2 seharusnya jd tidak sampai kejadian seperti yang diatas..

    semoga temennya mba tabah y menhadapi ujian ini.. :D

    ReplyDelete
  12. Jaman gini masih main santet, gak banget deh! mending beli mie ayam. :D

    ReplyDelete
  13. Bilang temen lu, anggep aja itu ocehan orang gila, ga usah dimasukin hati

    Lagian hare gene masih jaman ya pake santet? Mending sewa teletubbies, supaya orang yg kita benci itu dipeluk sampai mati...hahaha

    ReplyDelete
  14. Santet lagi aja klo beneran dituduh nyantet... rugi kan, nanggung banget, kita ga nyantet tapi dibilang nyantet. jadi daripada percuma, gosip udah beneran nyebar, jadi sekalian di santet beneran aja. Dengan begitu semuanya senang. Yang pertama, kasusnya jadi bukan gosip, melainkan jadi kenyataan. Yang kedua, ga ada lagi fitnah, karena semuanya benar. Ketiga, si yang disantet beneran puas ga perlu lagi dateng ke orang pintar buat nebak2 siapa pengirim santet yg sebenarnya... :P

    ReplyDelete
  15. Fitnah emang menyebalkan.
    Bukti tiada, tapi banyak manusia yang mendukung karena emosi. =_=

    ReplyDelete
  16. nice post gan
    menarik nih dan sangat bermanfaat sekali info nya
    di tunggu info selanjutnya, thanks ya

    ReplyDelete
  17. infonya bermanfaat dan menarik sekali.jadi tambah ilmu,,,terimaksih gan

    ReplyDelete
  18. info yang luar biasa, menarik sekali dan bermanfaat nih
    di tunggu info selanjutnya gan
    terimakasih

    ReplyDelete
  19. sabar juga gak berguna kayanya ya??
    kalo udah di fitnah

    ReplyDelete
  20. terimakasih banyak telah berbagi info
    infonya menarik dan bermanfaat
    share terus info menarik lainnya

    ReplyDelete
  21. terimakasih atas infonya gan
    di tunggu informasi selanjutnya
    sukses terus

    ReplyDelete

untuk kalian yang tidak memiliki blog, atau Google account, bisa mengomentari lewat NAME/URL
NAME bisa diisi dengan namamu, dan URL bisa diisi www.facebook.com