Kata teman saya, semakin betah kamu di dunia, semakin
enggak akan berasa hidup itu. Aigooo berapa lama saya menyia-nyiakan hidup
hanya bengong dan nongkrong gaje. Bisa-bisa, pipi keriput dan kulit kendur juga
gak akan berasa saking asyiknya tinggal di bumi.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh hikmah dan berkah.
Namun, bulan ini malah rentan menjadi bulan pemborosan dan meningginya
kebutuhan hidup. Padahal, sedianya bulan puasa sama saja dengan bulan-bulan
biasa selain ramadhan.
Makan hanya dua kali sehari, tanpa camilan dan rokok
pada siang hari, harusnya mungkin budget untuk kebutuhan sehari-hari akan
berkurang. Ini diluar harga makanan yang semakin tinggi. Tentu saja, anak kos
kayak saya mungkin enggak terlalu berasa, wong makan cuma buat satu orang.
Ah, serius amat ya, saya sih hanya melihat realitas
saya sendiri. Bulan puasa ini setidaknya saya dua kali lebih boros untuk urusan
makanan. Entahlah, mungkin sugesti saja, tapi memang kenyataannya saya yang
berniat diet juga teteup aja ya, budget makan jadi lebih banyak. 
Dimulai pada hari pertama ramadhan. Kala itu, malamnya
saya keliling daerah Cisaranten ini buat beli makan sahur. Maklum, kosan saya
agak jauh dari mana-mana. Jadi kalo mau nyari warteg harus berjalan setidaknya
200 meter. Belum lagi pada dini hari tidak semua warteg atau warung nasi padang
buka. Jadinya, malam puasa pertama itu saya nyari makanan buat sahur. Ketemu
sama warung padang yang hanya tinggal menyajikan rendang, babat, dan kikil. Ya sudah,
saya pilih rendang. Waktu itu saya langsung keingat “padahal gue puasa daging”. 
Haha, memang semenjak beberapa bulan terakhir saya
menghindari daging ayam maupun sapi. menghindari daging bukan karena alasan
lain yang lebih sehat atau apa saya agak kurang mengerti ilmu gizi. Alasan
utama saya diet daging adalah, karena harga daging terlampau mahal dibandingkan
harga sayuran. Makanya, saya lebih memilih satu ikat bayam plus sebungkus ebi
untuk saya masak dengan harga 2500, ketimbang beli ayam yang setidaknya 6000
sekali makan. Seikat bayam bisa dua kali makan.
Bulan ramadhan ini saya menjadi boros, ya, seperti
yang saya bilang. Sugesti untuk makanan. Untuk berbuka misalnya, pada bulan
biasa, biasanya untuk buka puasa saja saya hanya minum air putih, karena selera
makan biasanya nanti setelah shalat maghrib. Ajaib, bulan ramadhan memang semuanya
berkah, banyak penjual es kelapa, kolak, es buah, rujak cuka, dan
pedagang-pedagang dadakan sepanjang jalan ke kosan saya. Siapapun yang berpuasa
pasti ngiler. Sepanjang jalan saya ke kosan, pasti ada yang ingin saya beli. Meskipun
seringnya saya tidak makan nasi, tapi gak kurus kurus Y.Y nasiiiiiiiipppppp 
Buat sahur saya mikir lagi. Beli makanan jadi aja. Si
ibu penjual makanan jadi di depan kantor saya kadang menghidangkan makanan yang
hmmm menggugah selera banget. Meskipun saya “niatnya” diet daging, tapi melihat
ikan bandeng yang dikukus dalemnya berisi kelapa itu ngiler juga. Alhasil,
segala pengen dibeli dh
Biasanya, bulan ramadhan juga bulannya diskon
gede-gedean. Dari mulai kue, beha, jilbab, celana dalem, sampe baju lebaran dan
mukena yang minta dipake baru di hari lebaran.
Waaaaaaah siapa sih yang enggak bersuka cita menyambut
lebaran nanti? Karyawan kontrak seperti saya pun ngarep-ngarep THR turun
secepatnya. Ya, alasan saya untuk terus bertahan dalam kebetean bekerja sampai
liburan tiba hanya untuk ngantri THR. Haha
THR cukup buat beli kuaci |
Jadi ingat satu ustad ketika shalat iedul firti tahun
lalu.
Buat lebaran
apa aja sih yang kita larang?
Bikin kue,
buat lebaran. Yang bagus-bagusnya disimpen, yang angus2nya disuguhkan untuk
anak dan suami. Mukena yang masih bagus dan trendy kelihatan jelek pas mau
lebaran, beli lah mukena dengan model baru dan warnanya masih cerah. Baju yang
bertumpuk di lemari saja belum tentu kepakai semua, pas lebaran mendadak
ketinggalan jaman dan mendadak jelek. Beli lah baju baru dengan model terbaru
ala Syahrini yang menjuntai-juntai.
Kala itu jamaah yang mendengarkan tertawa-tawa. Saya
pun ikut tertawa. Miris, ya, memang bulan ini kok saya merasa malah kualitas
iman saya makin turun sementara uang hasil keringat saya habiskan hanya untuk
dipakai semua dalam satu hari. 
Baju baru, mukena baru, kaos kaki baru, sandal baru,
bahkan beli perhiasan baru demi terlihat bersinar di hari raya. Waw! Banyak
yang mendadak jadi seperti artis. Hehehe tapi tetap hati-hati dengan pedagang
nakal yang menjual barang atau makanan gak layak ya!
Biasanya saya tidak lebih dari 20 ribu untuk makan
pada hari biasa. waktu di bulan ramadhan ini, segalanya pengen saya beli. Dasar
tangan gatel, pengen aja beli sebangsa sirup ato minuman dingin. Belum lagi
kalo teman-teman ngajak buka puasa bareng.
Yuk buka puasa di steak anu, buka di rumah makan sunda
aja, Amparan, atawa di restoran siap saji yang jagonya ayam itu. Saking
banyaknya yang ngajak, budget pun membengkak. Gak heran, sebelum datang lebaran,
duit THR ludes duluan.
Trus tipsnya apa dong? Hmmm saya pikir enggak ada tips
khusus dalam hal semacam ini. Semua itu hanya nafsu sesaat yang buat hati kamu
galau. Padahal, tidak semua yang kamu beli dan simpan untuk buka itu kamu
makan. Saking balas dendamnya kamu makan, gak heran harusnya taraweh tapi rasa
kantuk menyerang. Gak kaget dah. 
Tidak ada larangan untuk menyantap apapun yang tidak
kamu temui selain bulan ramadhan, juga tidak ada larangan menghabiskan uang THR
hanya untuk satu hari raya. Namun, bulan fitri kembalikan jugalah hati kita
kepada keagungan fitri.
Yah, jangan sampai dong, baju kita bagus-bagus,
giwangnya berkilat-kilat sampe bisa bikin mata sakit, tapi puasa kita gak pol,
gak puasa dengan alasan malas, ups … jangan dong! 
Salah satu hadis bahkan
berkata:
Abu Umamah menuturkan bahwa beliau mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,
"Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang
laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal.
Keduanya berkata, "Naiklah". Lalu kukatakan, "Sesungguhnya aku
tidak mampu." Kemudian keduanya berkata, "Kami akan
memudahkanmu". Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di
kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang keras. Lalu aku bertanya,
"Suara apa itu?" mereka menjawab, "itu adalah suara jeritan
penghuni neraka."
Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya, "Siapakah mereka itu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Mereka adalah orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya".
HR. Abu Khuzaimah dalam shahihnya 7:263 dan Al Hakim 1:159 dalam mustadroknya.*
Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya, "Siapakah mereka itu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Mereka adalah orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya".
HR. Abu Khuzaimah dalam shahihnya 7:263 dan Al Hakim 1:159 dalam mustadroknya.*
Naudzubillahimindzalik.
*copas dari teman saya.
sumber foto: google
waduh, kacau tuh kalo puasanya bolong2... yg ada malah rugi...
ReplyDeletemoga THR-nya cepet turun dech ya...
ReplyDeleteLebaran udah dekat ya..
ReplyDelete*belum beli apa2 nih
udah lewat lebaran nih. tapi kok ga kecipratan THRnya ya? :P
ReplyDeleteterimakasih sekali gan telah berbagi informasi yang sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi banyak orang, di tunggu infomasi slanjutnya
ReplyDeletesukses terus
makasih yaaa
ReplyDeleteterimakasih atas infonya gan
ReplyDeletedi tunggu informasi selanjutnya
sukses terus